Pages

Friday, December 7, 2012

Teknologi Pengolahan Ikan Patin



PenyuluhPerikanan Mukomuko.- Pada postingan Sebelumnya Penyuluh Perikanan pernah memberikan informasi tentang Teknologi BudidayaIkan Patin, maka pada postingan kali ini kembali akan memberikan informasi kepada sahabat semua yang berjudul Teknologi Pengolahan Ikan Patin. Ikan patin atau yang dalam dunia perdagangan dikenal dengan catfish merupakan komoditas baru dalam dunia perikanan. Ikan ini baru dipasarkan sebagai komoditas hasil budidaya perikanan selama satu dasawarsa terakhir ini. Sebelumnya masyarakat penggemar seafood jarang mengenalnya dibandingkan dengan udang, ikan tuna, dan salmon. Namun sekarang ikan patin menjadi komoditas yang sangat penting dan popular karena pasarnya berkembang dengan pesat. Indonesia juga mempunyai potensi untuk menjadi produsen dan eksportir ikan patin, namun budidaya ikan patin baru berkembang di Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan Kalimantan Barat.
Salah satu jenis ikan patin Indonesia yang sangat prospektif untuk dibudidayakan adalah ikan patin jambal yang dagingnya berwarna putih. Ikan patin jenis ini sudah dibudidayakan di Jambi dengan target produksi pada tahun 2007 sebesar 29 ton (Purnomo, 2007). Mengingat peluang pasar ikan patin yang masih luas, maka budidaya ikan patin di Indonesia perlu lebih digalakkan lagi, dengan memperhatikan berbagai isu di pasar global. Ikan patin menjadi sangat popular karena budidayanya mudah, pertumbuhannya cepat, dan mudah beradaptasi dengan berbagai lingkungan. Di samping itu, teknologi budidaya ikan patin sudah berkembang dan dapat dilakukan dengan berbagai sistem yaitu dengan karamba di sungai-sungai, waduk, kolam dan lainnya. Dibawah ini juga merupakan pengetahuan yg dapat dijadikan sebagai acuan dan merupakan teknologi pengolahan yg dapat dijadikan sebagai pedoman dan anda dapat mendownloadnya.




Demikian Buku Petunjuk Teknis ini sengaja disajikan untuk anda semua semoga bermanfaat, terutama bagi anda sebagai Pelaku utama dan Pelaku usaha dalam mengembangkan usahanya.



Sumber:
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan
Pusat Penyuluhan Perikanan

No comments:

Post a Comment